KEBIJAKAN BEA CUKAI

Ada Lonjakan Harga Komoditas, Pemerintah Tak Revisi Target Bea Keluar

Dian Kurniati
Sabtu, 30 April 2022 | 12.00 WIB
Ada Lonjakan Harga Komoditas, Pemerintah Tak Revisi Target Bea Keluar

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menyatakan tidak akan merevisi target penerimaan bea keluar meskipun mengalami kenaikan signifikan sepanjang kuartal I/2022.

Dirjen Bea dan Cukai Askolani mengatakan kinerja penerimaan bea keluar terjadi seiring dengan membaiknya aktivitas perdagangan internasional. Di sisi lain, penerimaan bea keluar juga terdampak lonjakan harga berbagai komoditas global.

"Secara prinsip, kalau kami melihat potensi dari penerimaan yang cukup lebih, terutama bea keluar, mekanisme kami tidak ada revisi," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, dikutip Sabtu (30/4/2022).

Penerimaan bea keluar pada kuartal I/2022 tercatat mencapai Rp10,7 triliun atau jauh melampaui target sepanjang tahun yang dipatok Rp5,92 triliun. Secara persentase, realisasi tersebut mencapai 180,88% dari target yang telah ditetapkan.

Apabila dibandingkan dengan kinerja bea keluar pada periode yang sama 2021, angka realisasi tersebut juga tumbuh 132,22%. Pada kuartal I/2021, realisasi bea keluar tercatat senilai Rp4,61 triliun.

Laporan APBN Kita edisi April 2022 memaparkan pertumbuhan penerimaan bea keluar didorong tingginya harga komoditas dunia terutama minyak kelapa sawit mentah dan meningkatnya volume ekspor tembaga. Peningkatan harga produk kelapa sawit dan produk turunannya telah mengakibatkan bea keluar dikenakan pada tarif yang maksimal sehingga penerimaannya otomatis ikut terkerek. 

Sementara itu, penerimaan bea keluar tembaga tumbuh didorong oleh peningkatan volume ekspor dan tingginya harga tembaga.

Walaupun tak berencana melakukan revisi target, Askolani menyebut pemerintah akan terus memonitor kinerja penerimaan bea keluar hingga tutup buku. Andai nantinya pemerintah melakukan perubahan pada belanja, lanjutnya, tambahan pendapatan negara dari bea keluar dapat menjadi bantalan agar perubahan itu tidak menimbulkan pelebaran defisit.

"Sehingga kelebihan dari pencapaian penerimaan 2022 sampai Maret ini menjadi langkah untuk mengantisipasi kebijakan kami di bulan berikutnya," ujarnya. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.