PASCA-PILPRES AS

Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Cukup Kuat

Redaksi DDTCNews | Jumat, 11 November 2016 | 17:48 WIB
Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Cukup Kuat

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah tidak khawatir dengan hasil Pilpres Amerika Serikat yang menyebabkan kondisi pasar sedikit mengalami guncangan. Kondisi perekonomian Indonesia diyakini berada dalam kondisi cukup baik.

Menteri Keungan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian dunia yang tengah dialami, seharusnya bukan menjadi kekhawatiran pada sejumlah investor di Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia.

“Kondisi rupiah bergantung pada penawaran dan permintaan, bahkan ada kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan impor dan pelunasan utang. Kekhawatiran itu bisa ditampik karena permintaan bisa dipenuhi dengan supply yang ada, jadi tidak akan ada overshoot,” ujarnya di Jakarta, Jumat (11/11).

Baca Juga:
Lakukan Reformasi Pajak, Sri Mulyani Targetkan Tax Ratio Naik Terus

Dia menyatakan tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan karena kondisi fiskal dan makro yang terjaga sangat baik. Hal ini juga meliputi rasio utang pemerintah dan swasta yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lainnya.

Sri menekankan kuatnya fundamental ekonomi juga disebabkan oleh defisit APBN yang lebih kecil dibandingkan dengan negara lain. “Jadi tidak ada alasan buat mereka khawatir terhadap pondasi pengelolaan APBN kita. Pemerintah akan tetap berupaya untuk tetap menjaga kondisi ekonomi nasional untuk berada dalam kondisi yang naik,” tuturnya.

Bahkan ia menyadari kebutuhan impor, pembayaran utang dan lainnya pun masih bisa dijaga dengan pasokan devisa yang dimiliki Indonesia. Sri pun mengimbau kepada seluruh investor baik dalam dan luar negeri untuk tidak khawatir dengan fundamental ekonomi Indonesia.

Di sisi lain pemerintah tetap mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat dari utang, non utang, impor, non impor. Hal tersebut berupa pembayaran anak sekolah serta pembayaran dividen, sehingga secara rasional pondasi ekonominya masih bisa dijelaskan dengan angka-angka kredibel. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 17 Mei 2024 | 11:30 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Sri Mulyani Minta Ditjen Anggaran Ikuti Perkembangan Gepolitik dan AI

Kamis, 16 Mei 2024 | 09:05 WIB LAYANAN BEA DAN CUKAI

Lapor ke Jokowi, Sri Mulyani Janjikan Perbaikan Layanan Bea Cukai

Rabu, 15 Mei 2024 | 19:27 WIB KEBIJAKAN FISKAL

APBN di Tahun Transisi Pemerintah Baru, Ini Kata Sri Mulyani

BERITA PILIHAN
Sabtu, 18 Mei 2024 | 15:00 WIB IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

WP Penerima Tax Holiday IKN Juga Berhak Dapat Pembebasan PPh Potput

Sabtu, 18 Mei 2024 | 14:45 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Barang dari Luar Negeri Sampainya Lama, Pasti Kena Red Line Bea Cukai?

Sabtu, 18 Mei 2024 | 11:30 WIB PER-6/PJ/2011

Berapa Batas Nilai Zakat yang Bisa Dijadikan Pengurang Pajak?

Sabtu, 18 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Hal-Hal yang Membuat NIK dan NPWP Tak Bisa Dipadankan

Sabtu, 18 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pungut PPN Atas Penyerahan Hasil Tembakau? Pakai Dokumen CK-1

Sabtu, 18 Mei 2024 | 10:00 WIB BPJS KESEHATAN

Pemerintah Pastikan Belum akan Ubah Besaran Iuran BPJS Kesehatan

Sabtu, 18 Mei 2024 | 09:35 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Siap-Siap, Coretax System Bisa Rekam Data Transaksi Wajib Pajak