ARAB SAUDI

Pendapatan Merosot, Defisit Anggaran Melonjak

Muhamad Wildan | Senin, 03 Agustus 2020 | 15:30 WIB
Pendapatan Merosot, Defisit Anggaran Melonjak

Salah satu perumahan di Arab Saudi. (Foto: money.usnews.com)

RIYADH, DDTCNews - Defisit anggaran Arab Saudi membengkak hingga SAR109,2 miliar, setara dengan US$29,12 miliar, pada kuartal II/2020. Selain ditekan harga minyak global yang terus turun, pandemi Covid-19 juga menekan kinerja sektor selain minyak.

Per kuartal II/2020, pendapatan Arab Saudi dari minyak bumi terkontraksi hingga -45% (yoy) menjadi US$25,5 miliar. Pendapatan Arab Saudi secara keseluruhan juga terkontraksi hingga -49% (yoy) dengan nominal US$36 miliar. Peran minyak bumi terhadap penerimaan negara mencapai 70%.

Meski defisit melebar, belanja pemerintah bukannya mengalami pertumbuhan. Belanja per kuartal II/2020 tercatat terkontraksi -17% (yoy) di angka US$65 miliar. Meski demikian, belanja tercatat masih tetap tumbuh apabila dibandingkan dengan kuartal I/2020.

Baca Juga:
Gejolak Geopolitik Bikin ICP Maret 2024 Naik Jadi US$83,79 Per Barel

"Pengereman belanja ini mampu menjaga level defisit anggaran. Pemerintah Arab Saudi telah memperketat anggaran sejak April. Ini memperlambat proses pemulihan ekonomi Arab Saudi ke depan," ujar Chief Economist Abu Dhabi Commercial Bank Monica Malik, dikutip Kamis (30/7/2020).

Beberapa waktu lalu, International Monetary Fund (IMF) telah memproyeksikan ekonomi Arab Saudi bakal terkontraksi hingga -6,8% (yoy) pada tahun ini. Pemulihan ekonomi juga diproyeksikan berjalan lambat.

Seperti diketahui, langkah-langkah penghematan anggaran yang dilakukan Arab Saudi antara lain dengan meningkatkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) hingga 3 kali lipat menjadi 15% serta menghentikan penyaluran tunjangan yang selama ini dinikmati oleh masyarakat Arab Saudi.

Baca Juga:
Bikin Kantor Regional di Negara Ini, Korporasi Bebas Pajak 30 Tahun

Dari sisi pembiayaan, seperti dilansir money.usnews.com, Pemerintah Arab Saudi telah menarik utang dari pasar internasional sebesar US$12 miliar dan sebesar US$10,96 miliar dari pasar domestik. Juli ini, pemerintah akan membuka kembali lelang obligasi global.

Selain melalui utang, Arab Saudi juga telah menggunakan cadangan devisanya untuk menutup defisit anggaran. Tercatat, total cadangan devisa yang telah digunakan mencapai US$13 miliar. Nominal ini masih jauh di bawah pagu pemanfaatan cadangan devisa yang sebesar US$32 miliar. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 03 April 2024 | 10:09 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Gejolak Geopolitik Bikin ICP Maret 2024 Naik Jadi US$83,79 Per Barel

Selasa, 27 Februari 2024 | 08:15 WIB BERITA PERPAJAKAN HARI INI

Transisi Pemerintah Baru, Defisit RAPBN 2025 Disetel 2,48% - 2,8% PDB

Senin, 26 Februari 2024 | 11:15 WIB APBN KITA

Kinerja APBN 2024 pada Januari: Pendapatan Turun, Belanja Naik

BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN BEA CUKAI

Apa Beda Segel dan Tanda Pengaman Bea Cukai? Simak Penjelasannya

Sabtu, 20 April 2024 | 12:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Minta Perpanjangan Lapor SPT Tahunan? Ingat Ini Agar Tak Kena Sanksi

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN BULUNGAN

Sukseskan Program Sertifikat Tanah, Pemkab Beri Diskon BPHTB 50 Persen

Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya

Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesinambungan Fiskal 2025, Pemerintah Waspadai Tiga Hal Ini

Sabtu, 20 April 2024 | 09:00 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas

Sabtu, 20 April 2024 | 08:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor