Ilustrasi Malaysia. (foto: Oxley Holdings)
CYBERJAYA, DDTCNews – Pemerintah Malaysia telah menetapkan target penerimaan pajak 2019 sebesar 150 miliar ringgit (Rp520,35 triliun) atau naik 2,05% dibanding tahun sebelumnya.
Menteri Keuangan Malaysia Lim Guan Eng menilai peningkatan target penerimaan pajak 2019 dilandasi karena optimisme Ketua Inland Revenue Board of Malaysia Ahmad Badri Mohd Zakir. Lim pun optimistis target tersebut bisa dicapai dengan mengusung skema bersih dan transparan.
“Masyarakat akan merasa lebih yakin pemerintah saat ini tidak akan merampok uang setoran pajak mereka. Dengan target pertumbuhan ekonomi 4,9% pada 2019 maka pengumpulan pajak pun harus bisa lebih tinggi,” katanya di Ciberjaya, Jumat (1/3/2019).
Peningkatan realisasi pajak langsung yang mengalami pertumbuhan juga menjadi salah satu alasan pemerintah berani meningkatkan target penerimaan pajak 2019. Pada 2018, realisasi pajak langsung mencapai 137,03 miliar ringgit, tumbuh 11,13% dibanding realisasi 2017 yang senilai 124 miliar ringgit.
Untuk mencapai target penerimaan pajak 2019, pemerintah telah memulai beberapa langkah untuk mengubah sistem pajak seperti menghapus rezim goods and services tax (GST), menerapkan sales and services tax (SST) dan membentuk Tax Reform Committee (TRC).
“Kami harap TRC bisa membuat sistem perpajakan Malaysia akan menjadi lebih adil bagi seluruh wajib pajak. Kami ingin TRC mencetuskan berbagai ide inovatif untuk bisa mendorong penerimaan pajak 2019,” tuturnya, seperti dilansir NST Malaysia.
Di samping itu, Lim menilai perekonomian negeri Jiran itu akan tetap kuat pada tingkat pertumbuhan 4,9%. Kendati demikian, dia mencatat ada tantangan global yang timbul dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, Brexit, hingga perlambatan perekonomian China.
Dengan kebijakan yang lebih jelas dan lebih konsisten di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Tun Mahathir Mohamad, Lim mengklaim Malaysia berada di jalur yang tepat untuk mengamankan angka 4,9%. Pemerintah berupaya untuk mengkalibrasi ulang ekonomi negara itu ke arah pertumbuhan yang berkualitas tinggi. (kaw)