Ilustrasi.
OTTAWA, DDTCNews – Petugas Badan Pendapatan Kanada (Canada Revenue Agency/CRA) mengerahkan 40 petugas untuk menggeledah dua properti di Vancouver atas dugaan penghindaran pajak senilai US$77 juta (Rp1,09 triliun). Dugaan tersebut berkaitan dengan Panama Papers.
Menteri Pendapatan Nasional Kanada Diane Lebouthilier menyatakan para penyelidik mengungkap serangkaian transaksi yang melibatkan tempat bebas pajak luar negeri terkait dugaan upaya nonresiden menghindari pajak. Dugaan itu didasari atas kebocoran catatan Panama Papers.
“Penyelidikan ini bisa memakan waktu bulanan bahkan tahunan untuk ditangani. Saya sangat senang dengan surat perintah penggeledahan yang dieksekusi pagi ini,” paparnya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/3/2019).
CRA mengklaim penyelidikan itu merupakan salah satu dari 52 kasus penghindaran pajak internasional. Sejumlah kasus itu termasuk beberapa hal yang melibatkan 5 pembayar pajak yang disebutkan dalam Panama Papers.
Panama Papers berisi jutaan dokumen yang bocor pada April 2016. Dokumen itu mengungkapkan informasi keuangan dan pengacara klien untuk lebih dari 200.000 entitas luar negeri, bahkan mengungkap pengacara dan bank membantu melindungi orang kaya dari pajak.
Lebih dari 3.000 perusahaan, trust, yayasan, dan individu muncul di surat kabar, termasuk tim olah raga hoki (National Hockey League/NHL), beberapa miliarder, bahkan hingga kapten kapal pesiar.
Pascabocornya dokumen Panama Paper pada 2016, CRA membawa Royal Bank ke pengadilan untuk menyerahkan catatan selama beberapa dekada pada klien dengan perusahaan luar negeri. Namun, belum jelas apakah Royal Bank terkait dengan penyelidikan kali ini.
Dalam aturan kerahasiaan di bawah Undang-Undang Pajak Penghasilan, CRA tidak akan berkomentar lebih lanjut tentang status penyelidikan, tidak akan memberikan rincian tentang lokasi pencarian yang tepat, atau mengungkapkan dari mana orang yang bukan residen tersebut berasal.
Antara 2015 dan 2018, CRA berhasil mengungkap US$574 juta (Rp8,17 triliun) uang pajak yang belum dibayar terkait dengan real estat di Toronto dan US$310 juta (Rp4,41 triliun) di Vancouver.