DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DJP dan DJBC Awasi Bersama Wajib Pajak Sektor Usaha Ini

Redaksi DDTCNews | Rabu, 07 April 2021 | 17:09 WIB
DJP dan DJBC Awasi Bersama Wajib Pajak Sektor Usaha Ini

Rapat pembahasan kerja sama antara Kanwil DJP DIY dan KPPBC TMP B Yogyakarta. (DJP)

YOGYAKARTA, DDTCNews – Kanwil Ditjen Pajak (DJP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Kantor Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) B Yogyakarta melakukan pengawasan bersama terhadap wajib pajak.

Dari informasi yang diunggah pada laman DJP, rapat pembahasan kerja sama tersebut telah dilaksanakan pada awal Maret 2021. Rapat dihadiri Kepala Kanwil DJP DIY Yoyok Satiotomo dan kepala KPPBC TMP B Yogyakarta Hengky Tomuan Parlindungan Aritonang.

“Suatu wajib pajak dapat diawasi oleh DJP dan DJBC karena jenis kegiatan usahanya,” tulis otoritas dalam laman resminya, dikutip pada Rabu (7/4/2021).

Baca Juga:
Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara

Adapun kegiatan pengawasan bersama akan dilakukan terhadap wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha di bidang ekspor, impor, kawasan berikat, minuman mengandung etil alkohol (MMEA), dan rokok yang berada di wilayah DIY.

Dalam rapat tersebut, otoritas telah merumuskan berbagai kegiatan akan dilaksanakan bersama antara Kanwil DJP DIY dan KPPBC TMP B Yogyakarta. Pengawasan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Sebagai informasi, selain pengawasan kepatuhan wajib pajak, pemerintah juga telah memberikan berbagai insentif perpajakan. Insentif itu baik untuk penanganan pandemi Covid-19 maupun sebagai stimulus bagi dunia usaha yang terdampak.

Baca Juga:
Tinggal 4 Hari, DJP: WP Badan Jangan Sampai Telat Lapor SPT Tahunan

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan insentif perpajakan tersebut termasuk dalam stimulus pemulihan ekonomi nasional (PEN). Menurutnya, jenis insentif tersebut juga beragam, mencakup hampir semua yang dibutuhkan dunia usaha.

Sri Mulyani menyebut alokasi anggaran PEN pada tahun ini senilai Rp699,43 triliun atau naik 21% dibandingkan dengan realisasi pada 2020. Dari jumlah tersebut, ada stimulus untuk dunia usaha senilai Rp58,46 triliun.

Dia berharap realisasi PEN tahun ini akan lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya Rp579,78 triliun atau 83,4% dari pagu Rp695,2 triliun. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara

Jumat, 26 April 2024 | 13:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tinggal 4 Hari, DJP: WP Badan Jangan Sampai Telat Lapor SPT Tahunan

Jumat, 26 April 2024 | 11:47 WIB KONSULTASI PAJAK

Ada NITKU, NPWP Cabang Tidak Berlaku Lagi?

Jumat, 26 April 2024 | 11:13 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Status PKP Dicabut, Tak Bisa Lapor SPT Masa PPN Normal dan Pembetulan

BERITA PILIHAN
Jumat, 26 April 2024 | 14:00 WIB KANWIL DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Korporasi Lakukan Tindak Pidana Pajak, Uang Rp 12 Miliar Disita Negara

Jumat, 26 April 2024 | 13:39 WIB PENERIMAAN PAJAK

Efek Harga Komoditas, PPh Badan Terkontraksi 29,8% di Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 13:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tinggal 4 Hari, DJP: WP Badan Jangan Sampai Telat Lapor SPT Tahunan

Jumat, 26 April 2024 | 13:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perpanjangan SPT Tahunan, DJP: Tak Dibatasi Alasan Tertentu

Jumat, 26 April 2024 | 12:00 WIB PROVINSI GORONTALO

Tarif Pajak Daerah Terbaru di Gorontalo, Simak Daftarnya

Jumat, 26 April 2024 | 11:47 WIB KONSULTASI PAJAK

Ada NITKU, NPWP Cabang Tidak Berlaku Lagi?

Jumat, 26 April 2024 | 11:30 WIB KP2KP MUKOMUKO

Petugas Pajak Ingatkan WP soal Kewajiban yang Sering Dilupakan PKP

Jumat, 26 April 2024 | 11:21 WIB KINERJA FISKAL

APBN Catatkan Surplus Rp 8,1 Triliun pada Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 11:13 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Status PKP Dicabut, Tak Bisa Lapor SPT Masa PPN Normal dan Pembetulan

Jumat, 26 April 2024 | 11:09 WIB PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Secara Neto Kontraksi 8,86 Persen di Kuartal I/2024