JAKARTA, DDTCNews – Program pengampunan pajak (tax amnesty) yang juga menyediakan investasi di dalamnya, dinilai baru akan terasa di tahun depan. Karena, seluruh warga Indonesia yang menyimpan harta di luar negeri saat ini lebih fokus memulangkan hartanya.
Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan tahun 2016 ini mungkin saja justru nilai investasi akan turun, karena investor akan disibukkan dengan hal-hal administratif terkait pemulangan harta dalam rangka program tax amnesty.
“Tahun 2016 ini masih tahun pembenahan, pertumbuhannya baru akan terasa sekitar satu atau dua tahun mendatang,” ujarnya di Jakarta, Kamis (6/10)
Pemerintah merancang program pengampunan pajak dengan salah satu tujuan untuk membangun Indonesia secara merata. Pembangunan tersebut akan didorong melalui instrumen investasi yang telah disiapkan.
“Saya sangat mendukung berjalannya program tax amnesty ini. Partisipan dapat mengesampingkan investasi, karena untuk mencairkan dana pun butuh waktu 6 sampai 9 bulan. Jadi ikut tax amnesty saja dulu,” tuturnya.
Thomas mengatakan kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih ditopang oleh belanja pemerintah dan konsumsi. Selain itu, BKPM menargetkan pertumbuhan investasi sekitar 12-14%.
Meskipun investasi akibat program tax amnesty diproyeksikannya akan turun dan pertumbuhannya terhambat, Thomas tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. Justru dia tetap optimis pertumbuhan investasi akan mencapai target. (Gfa)