KERJA SAMA PERDAGANGAN

Pemerintah Targetkan Ratifikasi IUAE-CEPA Rampung Bulan Depan

Dian Kurniati | Kamis, 20 Oktober 2022 | 15:30 WIB
Pemerintah Targetkan Ratifikasi IUAE-CEPA Rampung Bulan Depan

Presiden Jokowi saat menerima Menteri Urusan Perdagangan Luar Negeri EUA di Istana Merdeka pada 2021 lalu. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menargetkan proses ratifikasi perjanjian dagang antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab dalam Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA) dapat selesai pada bulan depan.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai proses ratifikasi IUAE-CEPA perlu segera diselesaikan sebelum jadwal kunjungan Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) pada 17 November 2022. Dia pun berharap DPR dapat segera menyelesaikan proses ratifikasi tersebut.

"Insyaallah sebelum tanggal 17 November, waktu nanti Presiden MBZ datang ke Solo, mudah-mudahan perjanjian ini sudah diratifikasi oleh DPR," katanya, dikutip pada Kamis (20/10/2022).

Baca Juga:
Daftar 115 Perizinan di Kemendag yang Butuh Konfirmasi Status WP Valid

Zulkifli mengatakan ratifikasi IUAE-CEPA menjadi salah satu upaya pemerintah meningkatkan perdagangan internasional. Menurutnya, implementasi kerja sama dagang akan membuka peluang untuk memasarkan produk-produk Indonesia ke luar negeri.

Pembahasan IUAE-CEPA telah dimulai sejak September 2021 dan akhirnya diteken pada 1 Juli 2022. Agar dapat berjalan, negara kedua pihak perlu segera meratifikasi kesepakatan dan menyiapkan ketentuan teknisnya.

Total perdagangan Indonesia–Uni Emirat Arab baru mencapai US$4 miliar pada 2021, dengan ekspor Indonesia senilai US$1,9 miliar dan impor dari UEA US$2,1 miliar. Dia berharap nilai perdagangan dapat meningkat setelah IUAE-CEPA berjalan.

Baca Juga:
Dwelling Time RI Masih Tinggi, Bea Cukai Beri Penjelasan

Zulkifli menyebut Kemendag sedang berupaya meningkatkan nilai perdagangan internasional, terutama ke negara nontradisional. Dalam hal ini, Uni Emirat Arab menjadi salah satu negara nontradisional yang memiliki potensi perdagangan besar karena produk domestik bruto dan daya beli masyarakatnya tinggi.

Selain IUAE-CEPA, dia juga berupaya menyelesaikan sejumlah perjanjian dagang internasional lainnya.

"Ke depan, kami akan lebih fokus menggarap pasar nontradisional untuk mengatasi perlambatan ekonomi dunia," ujarnya. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 14 Juni 2024 | 11:30 WIB LAYANAN PERDAGANGAN

Daftar 115 Perizinan di Kemendag yang Butuh Konfirmasi Status WP Valid

Selasa, 11 Juni 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dwelling Time RI Masih Tinggi, Bea Cukai Beri Penjelasan

Selasa, 04 Juni 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Pemerintah Putuskan Merelaksasi Ekspor Sejumlah Komoditas Pertambangan

Rabu, 29 Mei 2024 | 17:45 WIB PERDAGANGAN KARBON

BKF Catat Nilai Transaksi Bursa Karbon Masih Minim, Apa Tantangannya?

BERITA PILIHAN
Senin, 17 Juni 2024 | 21:37 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Coretax DJP, Produk Layanan yang Dihasilkan Dapat Langsung Diunduh

Senin, 17 Juni 2024 | 20:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Tahukah Anda, Karpet Pernah Kena Pajak Barang Mewah?

Senin, 17 Juni 2024 | 20:00 WIB KEPABEANAN DAN CUKAI

Tahukah Anda, Bea Cukai Punya Unit Berisi Anjing Pelacak?

Senin, 17 Juni 2024 | 14:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ahli Waris Ada Banyak, WP Warisan Belum Terbagi Boleh Lebih dari Satu?

Senin, 17 Juni 2024 | 14:00 WIB PENEGAKAN HUKUM

Perhatikan Lagi Hak dan Kewajiban WP dalam Proses Penagihan Pajak

Senin, 17 Juni 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

DJBC Sebut Fasilitas Kepabeanan Ampuh Dorong Ekonomi, Ini Alasannya

Senin, 17 Juni 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Jenis-Jenis Penghasilan yang Bisa Dipotong PPh Pasal 26