Ilustrasi. Seorang pegawai bekerja di pusat data perusahaan kripto BTC KZ. Foto diambil tanggal 6 November 2021. ANTARA FOTO/REUTERS/Pavel Mikheyev/WSJ/cfo
NUR SULTAN, DDTCNews – Pemerintah Kazakhstan akan meningkatkan tarif pajak atas aktivitas penambangan mata uang kripto atau cryptocurrency lantaran tingginya konsumsi energi listrik.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengatakan tarif pajak atas penggunaan listrik akan ditingkatkan dari KZT1 atau setara dengan Rp33 menjadi KZT5 atau setara dengan Rp167 untuk setiap kWh yang digunakan penambang kripto.
"Pajak sebesar KZT per kWh masih terlalu rendah," katanya seperti dilansir coindesk.com, dikutip pada Minggu (13/2/2022).
Kenaikan tarif pajak disebabkan tingginya penggunaan listrik oleh penambang. Meski penggunaan listrik oleh penambang sangat besar, nyatanya aktivitas penambangan aset kripto tak menciptakan lapangan pekerjaan di Kazakhstan.
Tarif pajak sebesar KZT1 per kWh yang dikenakan terhadap penambang aset kripto sesungguhnya baru diterapkan pemerintah pada Januari 2022. Tarif pajak atas penggunaan listrik sebesar KZT5 per kWh akan diterapkan pada 1 April 2022.
Aktivitas penambangan cryptocurrency baru meningkat di Kazakhstan setelah China memutuskan untuk melarang tersebut pada 2021. Para penambang memutuskan untuk pindah ke Kazakhstan akibat tindakan dari China tersebut.
Awalnya, Kazakhstan memiliki surplus pasokan energi listrik. Dengan hadirnya penambang cryptocurrency, infrastruktur listrik di Kazakhstan nyatanya tak mampu memenuhi permintaan industri penambangan aset kripto.
Selain mengenakan pajak atas penggunaan listrik, Kementerian Keuangan menyebut pemerintah juga berencana mengenakan pajak impor atas peralatan cryptomining yang diimpor. (rig)