BERITA PAJAK HARI INI

Amnesti Pajak Bidik 500 Orang Terkaya RI

Redaksi DDTCNews
Selasa, 13 Desember 2016 | 10.21 WIB
Amnesti Pajak Bidik 500 Orang Terkaya RI
Foto: Ilustrasi HNWI

JAKARTA, DDTCNews – Berita pagi ini, Selasa (13/12) datang dari pemerintah yang fokus mengejar 500 orang kaya (high net worth individual / HNWI) di Indonesia yang belum mengikuti program amnesti pajak (tax amnesty). Secara khusus, orang-orang tersebut diundang ke Istana Negara Jakarta untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Dari jumlah tersebut, 242 orang kaya yang masuk versi majalah forbes dan Globe Asia, 100 orang diantaranya belum mengikuti program pengampunan pajak. Sri Mulyani memberikan ultimatum, apabila sampai Maret 2017 mereka tak kunjung ikut tax amnesty, maka pemerintah akan bersikap tegas dan akan siap mengenakan denda yang besar

Bahkan, Sri Mulyani mengungkapkan dari total 500 orang kaya tersebut, 8 orang di antaranya tidak punya NPWP. Padahal, persentase kepatuhan orang kaya Indonesia bayar pajak 89,4% berada di atas kepatuhan seluruh masyarakat Indonesia 62%.

Kabar lainnya masih terkait tax amnesty, sekitar 40% dari harta peserta amnesti pajak belum dilaporkan, kemudian target investasi dari BKPM, dan keputusan the Fed untuk menentukan arah pasar. Berikut ulasan ringkas beritanya:

  • 40% Harta Peserta Amnesti Pajak Belum Dilaporkan

Belum semua wajib pajak (WP) yang ikut amnesti pajak melaporkan seluruh hartanya. Data Kementerian Keuangan menunjukkan, dari sekitar 481.000 WP peserta amnesti pajak, baru sekitar 60% harta yang telah dilaporkan. Hal ini dapat dilihat dari profil WP baik pribadi maupun badan yang telah membayarkan uang tebusannya. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap agar WP yang belum melaporkan seluruh hartanya agar segera melaporkan sampai Maret 2017.

  • BKPM Kejar Target Investasi 2017-2018

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yakin bisa mencapai target realisasi investasi Rp670 triliun pada tahun 2017 dan Rp840 triliun pada tahun 2018. Guna mengejar target tersebut BKPM akan menggelar promosi investasi di sejumlah negara. Ekonom Didik Rachbini menilai, cara paling efektif untuk menarik investor adalah dengan mendatangi investor paling potensial dan memberikan insentif.

  • Keputusan Fed Penentu Arah Pasar

Pekan ini fokus perhatian pasar global akan tertuju pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar oleh Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve. Rapat kali ini akan menentukan apakah suku bunga AS tahun ini akan naik lagi atau tidak. The Fed kemungkinan besar akan mengerek suku bunga acuan. Probabilitas kenaikan suku bunga The Fed sudah di atas 90%. Kenaikan bunga The Fed ini juga diperkirakan akan menekan rupiah.

  • Kerja Sama Bilateral Swap Diperbarui

Bank Indonesia (BI) dan Bank of Japan memperpanjang kerja sama bilateral swap arrangement (BSA) senilai US$22,76 miliar. Tujuan kerja sama itu mendanai komitmen untuk mendukung kebutuhan likuiditas potensial dan aktual melalui penyediaan skema pencegahan dan penanganan krisis. Kerja sama ini juga diyakini dapat menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan di kawasan regional.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.