BRUSSELS, DDTCNews – Baru-baru ini Google Belgia tengah menghadapi penyelidikan pajak yang dilakukan oleh otoritas pajak Belgia, setelah sebelumnya raksasa internet asal Amerika Serikat (AS) tersebut telah membekukan ratusan juta euro untuk kasus pajak yang dialami di Inggris dan Italia.
Kementerian Keuangan Belgia mengatakan tidak dapat berkomentar mengenai masalah ini karena semua masalah pajak bersifat pribadi, dan tidak memberikan indikasi apakah penyelidikan tersebut merupakan penyelidikan rutin atau penyelidikan atas kasus yang lebih spesifik.
“Saat ini Google Belgia sedang bernegosiasi dengan otoritas pajak Belgia untuk mencapai kesepakatan. Kami masih belum dapat memastikan tindak lanjut atas penyelidikan pajak ini,” ungkap pernyataan dari Kementerian Keuangan, Rabu (9/8).
Menanggapi hal tersebut, pihak Google Belgia angkat suara. Juru bicara Google Belgia mengatakan bahwa telah membayar semua kewajiban pajaknya di Belgia dan telah mematuhi Undang-Undang pajak yang berlaku.
“Kami tetap berkomitmen untuk Belgia dan membantu mengembangkan ekosistem online di Belgia,” terangnya seperti dikutip dari geo.tv.
Google Belgia mengatakan dalam laporan tahunannya bahwa penjualan yang terjadi di Belgia mencapai €32 juta atau Rp500 miliar tahun lalu, dan menghasilkan keuntungan sebesar €1,92 juta atau Rp30 miliar dan telah membayar pajak sebesar €740.000 euro atau Rp11,5 miliar.
Tidak hanya Google, beberapa perusahaan multinasional AS dan perusahaan lainnya banyak yang menyalurkan keuntungan yang diterima di Eropa, kemudian memindahkan keuntungan tersebut ke yurisdiksi dengan tarif pajak rendah seperti Irlandia untuk menghindari tagihan pajak besar.
Baru-baru ini, perusahaan multinasional seperti Google, Apple, Facebook dan Amazon mendapat tekanan di Uni Eropa mengenai praktik bisnis dan pajak mereka. Prancis dan Jerman mengusulkan regulasi baru kepada Uni Eropa untuk mencegah praktik penghindaran pajak yang marak dilakukan oleh perusahaan tersebut. (Amu)