PENEGAKAN HUKUM

Soal Tantangan Penegakan Hukum Pidana Perpajakan, Ini Kata Periset

Redaksi DDTCNews | Selasa, 01 Juni 2021 | 10:45 WIB
Soal Tantangan Penegakan Hukum Pidana Perpajakan, Ini Kata Periset

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Untuk mewujudkan penegakan hukum pidana di bidang perpajakan berbasis pemulihan kerugian pada pendapatan negara dibutuhkan ketentuan baru dalam Undang-Undang (UU) Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

Sesuai dengan Pasal 30 ayat (2) KUHP, jika pidana denda tidak dibayar akan diganti dengan pidana kurungan. Ketentuan ini menjadi tantangan untuk memulihkan kerugian pendapatan negara. Simak ‘Tantangan Penegakan Hukum Pidana Perpajakan, Ini Penjelasan Kemenkeu’.

“Pendapat Kementerian Keuangan yang menyatakan penegakan hukum pidana yang diakhiri hukuman badan berupa pidana penjara atau kurungan tanpa penerapan pemulihan kerugian pendapatan negara adalah kesia-siaan dapat dibenarkan,” ujar Assistant Manager DDTC Fiscal Research Awwaliatul Mukarromah, Selasa (1/6/2021).

Baca Juga:
Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak, DJP Teken Kerja Sama dengan TNI

Dalam UU KUP s.t.d.t.d. UU Cipta Kerja, penegakan hukum pidana perpajakan saat ini diwujudkan dengan pengenaan hukuman denda atau kurungan apabila terbukti melakukan tindakan pidana perpajakan. Artinya, sambung dia, ketika wajib pajak tidak dapat membayar denda pajak maka dapat menggantinya dengan hukuman kurungan.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan efektivitas penerapan sanksi pidana, dibutuhkan ketentuan yang menyatakan pidana denda harus wajib dilaksanakan terlebih dahulu dan tidak dapat secara langsung digantikan dengan pidana kurungan.

Menurut Awwaliatul, instrumen hukum yang tepat adalah melalui perubahan UU KUP s.t.d.t.d. UU Cipta Kerja mengenai sanksi pidana. Pemilihan instrumen hukum berupa UU menjadi kunci keberhasilan penerapan aturan terbaru terkait sanksi pidana.

Baca Juga:
Kapan Sisa Lebih Badan atau Lembaga Nirlaba Pendidikan Jadi Objek PPh?

Penanganan perkara pidana di bidang perpajakan berpedoman pada asas lex specialis derogate legi generalis. Artinya, aturan hukum yang khusus (UU KUP) dapat mengesampingkan aturan hukum yang bersifat umum (KUHP).

Selain itu, dapat juga diusulkan adanya skema uang pengganti sebagai bentuk dari pidana tambahan. Besaran pembayaran uang pengganti adalah sama dengan utang pajak yang belum dibayarkan oleh wajib pajak.

Jika terpidana tidak membayar uang pengganti tersebut sesudah putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, lanjut Awwa, harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut.

Baca Juga:
DJP Jakbar: Penerimaan Pajak Konstruksi dan Real Estat Tumbuh 25,5%

“Sistem pidana tambahan tersebut juga telah diterapkan pada kasus korupsi yang diatur dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,” imbuh Awwaliatul.

Dia kembali mengingatkan terdapat dua cara yang dapat diambil untuk melakukan penegakan hukum pidana di bidang perpajakan berbasis pemulihan kerugian. Kedua cara tersebut ialah menerapkan pendekatan restorative justice dan aset recovery.

Keadilan restoratif (restorative justice) merupakan alternatif penyelesaian perkara tindak pidana yang dalam mekanisme tata cara peradilan pidana berfokus pada pemidanaan yang diubah menjadi proses dialog dan mediasi yang melibatkan pihak-pihak terkait.

Baca Juga:
Setoran Cukai Minuman Alkohol Tumbuh 6,58 Persen pada Kuartal I/2024

Dalam bidang perpajakan, konsep tersebut sebenarnya sudah tercermin dalam ketentuan Pasal 8 ayat (3) UU KUP s.t.d.t.d. UU Cipta Kerja terkait ketentuan pengungkapan ketidakbenaran atau permohonan penghentian penyidikan yang diatur dalam Pasal 44B.

Sementara itu, pendekatan asset recovery dapat diterapkan dengan mewajibkan membayar pidana denda terlebih dahulu atau menerapkan sita eksekusi terhadap harta kekayaan terpidana sengketa perpajakan.

Asset recovery adalah kegiatan pelacakan, pembekuan, penyitaan, perampasan, pemeliharaan/pengelolaan, dan pengembalian aset yang dicuri/hasil kejahatan kepada korban kejahatan (misalnya negara untuk kasus korupsi) baik di dalam maupun luar negeri.

Dalam bidang perpajakan, penerapan pendekatan asset recovery dapat dilakukan sejak awal terjadinya sengketa pidana pajak. Terdapat beberapa tahapan untuk melakukan asset recovery, yakni menyiapkan perencanaan dan kebijakan, investigasi, penjagaan dan pengamanan aset, pengelolaan, penyitaan aset, dan pemanfaatan aset melalui lelang. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

02 Juni 2021 | 23:20 WIB

Hukum pajak memang sudah seharusnya lebih mengorientasikan pada mengembalikan penerimaan pajak dengan sanksi-sanksi sebelum kepada pidana. Hal ini dikarenakan ada pendapatan negara yang mengambil andil dalam hukum pajak

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 30 April 2024 | 17:44 WIB KERJA SAMA PERPAJAKAN

Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak, DJP Teken Kerja Sama dengan TNI

Selasa, 30 April 2024 | 17:00 WIB PAJAK PENGHASILAN

Kapan Sisa Lebih Badan atau Lembaga Nirlaba Pendidikan Jadi Objek PPh?

Selasa, 30 April 2024 | 15:55 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

DJP Jakbar: Penerimaan Pajak Konstruksi dan Real Estat Tumbuh 25,5%

Selasa, 30 April 2024 | 15:30 WIB PENERIMAAN CUKAI

Setoran Cukai Minuman Alkohol Tumbuh 6,58 Persen pada Kuartal I/2024

BERITA PILIHAN
Selasa, 30 April 2024 | 17:44 WIB KERJA SAMA PERPAJAKAN

Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak, DJP Teken Kerja Sama dengan TNI

Selasa, 30 April 2024 | 17:00 WIB PAJAK PENGHASILAN

Kapan Sisa Lebih Badan atau Lembaga Nirlaba Pendidikan Jadi Objek PPh?

Selasa, 30 April 2024 | 16:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Pekerja Migran Perlu Pahami Aturan Barang Kiriman Agar Bebas Bea Masuk

Selasa, 30 April 2024 | 15:55 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

DJP Jakbar: Penerimaan Pajak Konstruksi dan Real Estat Tumbuh 25,5%

Selasa, 30 April 2024 | 15:47 WIB PERMENDAG 7/2024

Pemerintah Resmi Hapus Batasan Barang Bawaan dari Luar Negeri

Selasa, 30 April 2024 | 15:30 WIB PENERIMAAN CUKAI

Setoran Cukai Minuman Alkohol Tumbuh 6,58 Persen pada Kuartal I/2024

Selasa, 30 April 2024 | 15:09 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Gagal Submit SPT-Y? DJP Tawarkan Cara Ini