Ilustrasi.
BANGKOK, DDTCNews - Pemerintah Thailand menyatakan akan memberikan insentif pemotongan cukai solar hingga 2025.
Wakil Menteri Keuangan Julapun Amornvivat mengatakan pemotongan tarif cukai solar masih diberikan hingga April tahun ini. Setelahnya, insentif serupa akan diberikan pada tahun anggaran 2025.
"Pemotongan cukai solar masih diberikan hingga akhir April, serta masuk ada rencana APBN yang senilai THB3,6 triliun [sekitar Rp1.589,22 triliun] pada tahun fiskal 2025," katanya, dikutip pada Sabtu (20/1/2024).
Julapun Amornvivat mengatakan kebijakan soal pemotongan tarif cukai bensin tersebut telah disepakati dalam sidang kabinet. Menurutnya, insentif ini masih dibutuhkan untuk meringankan biaya hidup masyarakat.
Dia menjelaskan pemotongan cukai bensin diberikan senilai 1 baht atau sekitar Rp441 per liter. Pemerintah mengestimasi potensi penerimaan yang hilang karena kebijakan ini senilai THB6 miliar atau Rp2,64 miliar.
Insentif pemotongan tarif cukai solar pertama kali diberikan pada awal 2022, ketika harga minyak dunia mengalami lonjakan tajam. Insentif ini diberikan untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus mengendalikan inflasi.
Selain pemotongan tarif cukai solar, Julapun menyebut pemerintah juga tetap menjadwalkan penyaluran bantuan senilai THB500 miliar pada Mei mendatang.
"Sebagaimana disampaikan sebelumnya, tidak akan anggaran yang dikurangi [untuk bantuan sosial]," ujarnya dilansir bangkokpost.com.
Pemerintah telah mengajukan usulan pinjaman senilai 500 miliar baht untuk program bantuan senilai THB10.000 dalam bentuk uang digital kepada sekitar 50.000 warga negara Thailand yang berusia di atas 16 tahun. Dewan negara sebagai badan penasihat hukum pemerintah juga berpandangan usulan pinjaman tersebut tidak melanggar undang-undang disiplin fiskal.
Pemerintah merancang APBN 2024 dengan defisit senilai THB693 miliar, 14% lebih tinggi dari proyeksi awal senilai THB593 miliar. (sap)