RUSIA

Penghasilan dari Penambangan Kripto Diusulkan Kena Pajak 15 Persen

Redaksi DDTCNews | Selasa, 08 Februari 2022 | 16:30 WIB
Penghasilan dari Penambangan Kripto Diusulkan Kena Pajak 15 Persen

Ilustrasi. Seorang pegawai bekerja di pusat data perusahaan kripto BTC KZ. Foto diambil tanggal 6 November 2021. ANTARA FOTO/REUTERS/Pavel Mikheyev/WSJ/cfo

MOSKWA, DDTCNews – Komite Industri Duma menyarankan Pemerintah Rusia untuk mengenakan pajak minimum sebesar 15% atas penghasilan dari penambangan kripto (cyrptomining) seiring dengan berkembangnya industri tersebut.

Kepala Komite Industri Duma Negara Vladimir Gutenev menilai apabila pemerintah memutuskan untuk memperlakukan mata uang kripto (cryptocurrency) sebagai sekuritas maka penambangan kripto harus membayar pajak setidaknya 15%.

“Apabila mata uang kripto yang ditambang ini menjadi sekuritas maka pajak penghasilannya harus dibayar,” katanya, Selasa (8/2/2022).

Baca Juga:
BRIN: Fasilitas Supertax Deduction Bakal Kerek Daya Saing Industri

Gustenev mengusulkan pemajakan atas penambangan kripto paling sedikit sebesar 15%. Untuk pengusaha perorangan dan perusahaan kripto, komite mengusukan pengenaan tarif pajak minimal sebesar 6%.

Pada saat bersamaan, Negeri Beruang Putih tersebut sebenarnya masih berjuang melawan dilema kripto yang intens dengan Bank Rusia. Hal ini dikarenakan Bank Rusia telah mengusulkan larangan langsung terhadap penggunaan mata uang kripto.

Namun demikian, Presiden Rusia Vladimir Putin justru secara aktif mendukung mata uang kripto. Dia menyatakan Rusia memiliki keunggulan kompetitif tertentu dalam melakukan penambangan mata uang kripto.

Baca Juga:
Pajak Alat Berat Belum Optimal Sumbang Pendapatan Daerah

“Pemerintah sebaiknya mencapai konsensus yang menguntungkan daripada mengusulkan larangan kegiatan terkait mata uang kripto di wilayah ini,” tuturnya seperti dilansir cyptoslate.com.

Tambahan informasi, Rusia merupakan negara penambangan mata uang kripto terbesar ketiga di dunia. Negara dengan penambangan mata uang kripto terbesar pertama adalah Amerika Serikat dan Kazakhstan menempati posisi kedua. (vallen/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 01 Juni 2024 | 16:29 WIB KEBIJAKAN PERINDUSTRIAN

BRIN: Fasilitas Supertax Deduction Bakal Kerek Daya Saing Industri

Sabtu, 01 Juni 2024 | 16:25 WIB PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Pajak Alat Berat Belum Optimal Sumbang Pendapatan Daerah

Sabtu, 01 Juni 2024 | 16:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Bukti Potong PPh 21/26 Dihapus dari e-Bupot, Masih Bisa Dilihat Lagi?

Sabtu, 01 Juni 2024 | 12:30 WIB REFORMASI PAJAK

Sri Mulyani: Digitalisasi Perpajakan akan Tutup Celah Korupsi

BERITA PILIHAN
Sabtu, 01 Juni 2024 | 16:33 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Kerap Jadi Alasan Barang Impor Tidak Bisa Keluar, Apa Itu Lartas?

Sabtu, 01 Juni 2024 | 16:29 WIB KEBIJAKAN PERINDUSTRIAN

BRIN: Fasilitas Supertax Deduction Bakal Kerek Daya Saing Industri

Sabtu, 01 Juni 2024 | 16:25 WIB PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Pajak Alat Berat Belum Optimal Sumbang Pendapatan Daerah

Sabtu, 01 Juni 2024 | 16:15 WIB ADMINISTRASI KEPABEANAN

Pengusaha Lakukan Ekspor Impor dalam Jumlah Sedikit, Tetap Perlu NIB?

Sabtu, 01 Juni 2024 | 16:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Bukti Potong PPh 21/26 Dihapus dari e-Bupot, Masih Bisa Dilihat Lagi?

Sabtu, 01 Juni 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bantuan Pembelian Motor Listrik Sudah Tersalur ke 30 Ribu Pengguna

Sabtu, 01 Juni 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kemenkeu Kaji Lagi Aturan Impor Barang Pindahan dan Bawaan Penumpang

Sabtu, 01 Juni 2024 | 12:45 WIB PROVINSI DKI JAKARTA

Dinsos DKI Coret 25.185 Orang dari Daftar Penerima Bansos

Sabtu, 01 Juni 2024 | 12:30 WIB REFORMASI PAJAK

Sri Mulyani: Digitalisasi Perpajakan akan Tutup Celah Korupsi

Sabtu, 01 Juni 2024 | 11:15 WIB INFOGRAFIS KEPABEANAN DAN CUKAI

Tujuh Karakteristik Penipuan yang Mencatut Petugas Bea Cukai