NEW DELHI, DDTCNews – Perdana Menteri (PM) Narendra Modi mengatakan dalam lima bulan terakhir jumlah pembayar pajak baru di India meningkat hingga dua kali lipat. Tidak hanya itu, pemerintah India juga berhasil menarik sekitar ₹3 triliun atau Rp623,7 triliun untuk masuk ke bank, setelah Pemerintah India menarik uang kertas bernilai tinggi pada November lalu.
Modi mengatakan akan terus menggali penerimaan negara dari penghasilan yang selama ini masih belum terungkap. Saat ini, sudah sekitar ₹1,75 triliun atau Rp363,8 triliun masuk dalam pengawasan pemerintah.
“Dana gelap (black money) yang selama ini banyak disembunyikan dipaksa untuk masuk dalam ekonomi. Atas upaya tersebut, sebanyak 100.000 orang yang selama ini belum membayar pajak terpaksa harus segera melunasi kewajiban pajak penghasilannya,” tuturnya dalam pidato Hari Kemerdekaannya di Red Fort di New Delhi, Selasa (15/8).
Sementara itu, Modi juga menyampaikan bahwa penerapan pajak barang dan jasa (Good and Service Tax/GST) yang dimulai pada 1 Juli lalu juga dinilai dapat meningkatkan transparansi pajak.
Pelaporan SPT atas wajib pajak pun, lanjutnya, meningkat hingga dua kali lipat dari 2,2 juta pada tahun 2016 menjadi 5,6 juta selama masa pelaporan tanggal 1 April – 5 Agustus 2017.
Pemerintah India dilansir dalam timesofindia.indiatimes.com, telah mengidentifikasi 1,8 juta orang yang asetnya melebihi sumber pendapatan mereka yang diumumkan, dan hanya sekitar 450.000 di antaranya telah membayar pajak.
Modi, yang mulai memimpin sejak 2014 ini berjanji untuk mengejar sejumlah uang kas yang selama ini masih tersembunyi serta meluncurkan kebijakan GST pada 1 Juli secara nasional yang merupakan reformasi pajak terbesar sejak kemerdekaan India pada 1947. (Amu)