LONDON, DDTCNews – Para petugas kesehatan di Inggris mendesak agar pajak gula (sugar tax) tidak hanya sabatas untuk minuman yang mengandung gula tetapi diperluas mencakup permen dan cokelat. Hal ini bertujuan untuk membendung krisis obesitas yang semakin meningkat.
Juru Kampanye dari kelompok aksi gula Graham McGregor mengatakan sugar tax harus diperluas untuk semua makanan dan minumam yang mengandung kadar gula tinggi, termasuk yang dijual di kedai kopi dan restoran, untuk membantu program kesehatan masyarakat Inggris dalam mengurangi 20% gula pada 2020.
“Pemerintahan berikutnya harus mengenakan pajak minimal 20% pada semua produk makanan dan minuman yang mengandung kadar gula tinggi,” ungkapnya, Jumat (12/5).
Di bawah aturan yang baru, kelompok aksi gula mengusulkan agar pungutan sugar tax dikelompokkan menjadi 2 lapis, yakni £18 atau sekitar Rp313.050 pada minuman dengan kandungan gula 5 gram per 100 ml dan £24 atau Rp417.406 untuk kadar gula lebih dari 8 gram per 100 ml.
Kedua tarif tersebut, lanjut McGregor diharapkan dapat segera diperkenalkan mulai April 2018. Berdasarkan hasil survei Public Health England (PHE), saat ini cokelat dan permen telah menyumbang sekitar 9% dari total konsumsi gula pada makan anak-anak berusia 4-10 tahun.
Asosiasi Dokter Gigi (British Dental Association) Inggris juga mendukung kampanye tersebut karena mengurangi kandungan gula yang dikonsumsi anak-anak, dinilai akan menurunkan tingkat kerusakan gigi yang dialami oleh anak-anak.
Sementara itu, perusahaan minuman ringan Britvic yang memiliki pabrik di Norwich, seperti dilansir dalam theguardian.com, berpendapat bahwa menaikkan harga makanan dan minuman yang mengandung gula bukanlah satu-satunya cara yang paling efektif untuk mengurangi tingkat konsumsi gula. (Amu)