STABILISASI MONETER

BI: Stimulus Moneter Berlanjut hingga 2021

Dian Kurniati | Kamis, 03 Desember 2020 | 15:08 WIB
BI: Stimulus Moneter Berlanjut hingga 2021

Kantor pusat Bank Indonesia. (Foto: Antara)

JAKARTA, DDTCNews - Bank Indonesia memastikan akan melanjutkan berbagai kebijakan stimulus moneter untuk mempercepat pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19 hingga tahun depan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pelaku usaha masih membutuhkan berbagai stimulus moneter agar benar-benar pulih pada tahun depan. Selama masa pemulihan tersebut, suku bunga akan terjaga tetap rendah.

"Stimulus kebijakan moneter akan dilanjutkan pada 2021, stabilitas nilai tukar rupiah secara fundamental, dan mekanisme pasar akan terus kami jaga untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional," katanya dalam pertemuan tahunan BI secara virtual, Kamis (3/12/2020).

Baca Juga:
Suku Bunga Acuan BI Naik Jadi 6,25%, Dampak ke APBN Diwaspadai

Perry mengatakan BI telah menetapkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,75%, terendah sepanjang sejarah. Sepanjang Januari hingga November, BI telah menurunkan suku bunga sebanyak 125 basis points.

Menurut Perry, suku bunga yang rendah akan mendorong pemulihan ekonomi, baik dari sisi permintaan maupun menawaran. Menurutnya, BI akan menjaga suku bunga tetap rendah hingga inflasi yang hingga November hanya 1,23%, berangsur meningkat.

"Suku bunga akan tetap rendah sampai dengan muncul tanda-tanda tekanan inflasi meningkat," ujarnya.

Baca Juga:
Ada Biaya Promosi, Wajib Pajak Badan Perlu Lampirkan Daftar Nominatif

Perry pun meminta para perbankan menurunkan suku bunga kredit dan memperluas penyaluran kredit, agar pemulihan ekonomi semakin cepat. Menurutnya, dukungan komitmen dari perbankan juga akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Pada 2021 pula, BI tetap akan melanjutkan pembelian surat berharga negara (SBN) dari pasar perdana untuk pembiayaan APBN sebagai pembeli siaga, non-competitive bidder. Sementara itu, pembelian SBN secara langsung hanya berlaku untuk APBN 2020.

Hingga saat ini, lanjut Perry, BI telah membeli SBN dari pasar perdana senilai Rp72,5 triliun untuk pembiayaan APBN 2020, melalui skema berbagi beban atau burden sharing di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga:
Impor Hibah Keyboard untuk SLB Tertahan, Begini Penjelasan Bea Cukai

Selain itu, BI juga menanggung beban bunga untuk pembiayaan anggaran public goods sebesar Rp297 triliun, serta menanggung sebagian beban bunga untuk pembiayaan nonpublic goods senilai Rp114,8 triliun.

"Ini wujud komitmen yang tinggi dari Bank Indonesia untuk pemulihan ekonomi nasional, meski berdampak defisit besar pada neraca Bank Indonesia mulai 2021 dan tahun-tahun berikutnya," imbuhnya. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

03 Desember 2020 | 16:33 WIB

Semoga langkah ini dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional di tahun mendatang.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 05 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Alasan Kebijakan Baru soal Impor Barang Kiriman PMI Berlaku Surut

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:00 WIB KEANGGOTAAN OECD

Proses Masuk OECD, RI Rampungkan Initial Memorandum Tahun Depan

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:43 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Siapkan Insentif untuk Mobil Hybrid, Seperti Apa?

BERITA PILIHAN
Minggu, 05 Mei 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Terima SHU Koperasi, Kena Pajak Penghasilan?

Minggu, 05 Mei 2024 | 12:43 WIB KETUA WELLNESS HEALTHCARE ENTREPRENEUR ASSOCIATION, AGNES LOURDA:

‘Pajak Lebih Tinggi, Pemerintah Tak Menyadari Malah Menekan Industri’

Minggu, 05 Mei 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Perinci Aturan Pajak Daerah, Kabupaten/Kota Diimbau Siapkan 4 Perkada

Minggu, 05 Mei 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perubahan Skema Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Bukan Pegawai

Minggu, 05 Mei 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Alasan Kebijakan Baru soal Impor Barang Kiriman PMI Berlaku Surut