SWEDIA

Wah, Beri Nama Anak di Negara Ini Mesti Izin Otoritas Pajak

Redaksi DDTCNews | Jumat, 27 Agustus 2021 | 18:00 WIB
Wah, Beri Nama Anak di Negara Ini Mesti Izin Otoritas Pajak

Ilustrasi.

SETIAP orang tua tentu memiliki keinginan untuk memberikan nama kepada anak-anaknya. Nama dipilih dengan cermat untuk menunjukkan makna, doa, dan harapan orang tua kepada sang bayi. Menariknya, Swedia memiliki aturan khusus dalam penamaan bayi.

Di negeri kelahiran pesepak bola dunia Zlatan Ibrahimovic ini, otoritas pajak tidak hanya mengurus soal perpajakan, tetapi juga bertanggung jawab dalam mencatat daftar kependudukan. Orang tua yang ingin menamai anaknya pun harus memperoleh persetujuan dari otoritas pajak.

“Tak mengherankan apabila otoritas pajak mencatat banyak peristiwa penting dalam kehidupan penduduk Swedia,” tulis Scandinavian-Polish Chamber of Commerce (SPCC) dalam laman resminya, Jumat (27/8/2021).

Baca Juga:
Pilih Pakai Tarif PPh Umum, Perlukah WP Badan Sampaikan Pemberitahuan?

Bayi yang lahir akan langsung dilaporkan oleh pihak rumah sakit kepada otoritas pajak untuk mendapatkan nomor identitas pribadi. Kemudian, orang tua wajib mengajukan nama sang buah hati dengan meminta persetujuan dari otoritas pajak.

Sejak 1982, UU Penamaan di Swedia dibuat untuk menghindari keluarga bukan bangsawan memberikan nama anak-anak mereka dengan nama bangsawan. Kemudian, aturan tersebut terus disesuaikan hingga terakhir diperbarui pada 1 Juli 2017.

Pengajuan nama kepada otoritas pajak harus dilakukan sebelum anak berusia 5 tahun. Atas pengajuan nama tersebut, otoritas pajak memiliki wewenang untuk menyetujui atau menolak nama yang telah diajukan oleh orang tua.

Baca Juga:
Perangi Diabetes, Cukai Minuman Bergula Perlu Diterapkan di Negara Ini

Bila sampai usia anak melebihi 5 tahun dan orang tua masih gagal mendapatkan nama yang disetujui, otoritas pajak di Swedia akan mengenakan sanksi denda sampai dengan SEK5.000 atau setara dengan Rp8,29 juta.

Tidak hanya di Swedia, terdapat juga negara lain yang mengatur secara khusus dalam penamaan, di antaranya Denmark, Iceland, Jerman, Selandia Baru, dan Norwegia. (vallen/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

27 Agustus 2021 | 22:50 WIB

Awal mendengar kebijakannya, memang sangat unik. Tapi setelah ditelaah, hal ini sedikit rumit dan mengurangi kebebasan seseorang untuk menamai buah hatinya sesuai keinginan sendiri. Karena setiap orang tua pasti ingin memberikan nama yang terbaik untuk anaknya. Namun hal itu akan sangat disayangkan jika nama yg direncanakan tidak disetujui otoritas pajak. Persetujuan nama oleh otoritas pajak terkesan membatasi hak orang tua dan cenderung subjektif dalam persetujuan nama yg diberikan. Apalagi jika nama terus tidak mandapat persetujuan sampai usia 5 tahun malah akan kena denda. Hal ini bisa dimanfaatkan sebagai peluang korupsi.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Selasa, 07 Mei 2024 | 19:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pilih Pakai Tarif PPh Umum, Perlukah WP Badan Sampaikan Pemberitahuan?

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:43 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

UU Belum Direvisi, WNI Belum Bisa Berkewarganegaraan Ganda

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Jokowi Bandingkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Negara Lain

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:11 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Tak Paham Ketentuan Impor, Importir Bisa Manfaatkan Jasa PPJK

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:05 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Catat! Batas Akhir Penyetoran PPh Masa April 2024 Mundur ke 13 Mei

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NIK Sudah Jadi NPWP, Masih Perlukah WP Daftar NPWP secara Mandiri?

Selasa, 07 Mei 2024 | 16:40 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Begini Kebijakan Akuntansi Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan SAK EP

Selasa, 07 Mei 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Dikukuhkan sebagai PKP, Bisakah WP Tetap Manfaatkan PPh Final 0,5%?