PEREKONOMIAN INDONESIA

ADB Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia 2020-2021

Muhamad Wildan | Kamis, 10 Desember 2020 | 15:47 WIB
ADB Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia 2020-2021

Presiden Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa (kiri) saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. (Foto: setkab.go.id)

MANILA, DDTCNews - Asian Development Bank (ADB) memperkirakan perekonomian Indonesia akan terkontraksi hingga -2,2% pada 2020 dan tumbuh lambat sebesar 4,5% pada tahun depan.

Proyeksi ADB kali ini merevisi turun proyeksi ADB sebelumnya pada September 2020 yang memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan terkontraksi sebesar -1.1% pada 2020 dan mampu tumbuh hingga 5,3% pada 2021.

"Ekonomi Indonesia terkontraksi hingga -3,5% pada kuartal III/2020. Konsumsi rumah tangga dan investasi menurun lebih dalam sejak proyeksi yang dirilis oleh ADB sebelumnya [September]," tulis ADB dalam Asian Development Outlook Supplement: December 2020, Kamis (10/12/2020).

ADB mencatat pandemi Covid-19 menyebabkan lebih dari 30 juta penduduk Indonesia mengalami pengurangan jumlah jam kerja, dirumahkan, dan bahkan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Per Agustus 2020, tingkat pengangguran meningkat ke angka 7,1%, tertinggi sejak Agustus 2011.

Meski proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 dikoreksi turun oleh ADB, lembaga tersebut berpandangan peningkatan keyakinan konsumen dan aktivitas belanja yang didukung oleh program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akan mendukung pemulihan ekonomi.

Lebih lanjut, kegiatan investasi diperkirakan akan mendapatkan momentum seiring dengan terus berlanjutnya reformasi iklim bisnis melalui UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja dan beleid lainnya serta berkat ditandatanganinya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Apabila dibandingkan dengan negara-negara lain, koreksi pertumbuhan ekonomi yang dilakukan oleh ADB atas perekonomian Indonesia termasuk koreksi turun yang paling tinggi.

Secara umum, proyeksi kontraksi ekonomi Asia Tenggara pada 2020 dikoreksi dari -3,8% menjadi 4,4%, sedangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara tahun depan dikoreksi dari 5,5% menjadi 5,2%.

Kontraksi ekonomi Malaysia pada 2020 dikoreksi dari -5% menjadi -6% dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 dikoreksi dari tumbuh 6,5% menjadi tumbuh 7%.

Kontraksi perekonomian Singapura pada 2020 diperkirakan mencapai -6,2%, tidak berbeda bila dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya. Tahun depan, perekonomian Singapura diperkirakan mampu tumbuh hingga 5,1%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yang hanya sebesar 4,5%.

Dari seluruh negara Asia Tenggara yang dicatat ADB, hanya Vietnam yang diproyeksikan tidak mengalami kontraksi ekonomi pada 2020 dan masih tumbuh pada 2021. ADB memperkirakan ekonomi Vietnam masih mampu tumbuh 2,3% pada 2020 dan bisa tumbuh 6,1% pada 2021. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

10 Desember 2020 | 16:50 WIB

Pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk kembali meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Jumat, 03 Mei 2024 | 19:49 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Koperasi Masih Bisa Sampaikan Laporan Keuangan secara Manual Jika Ini

Jumat, 03 Mei 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Harga Minyak Mentah RI Naik, Imbas Ketegangan di Timur Tengah

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:43 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Siapkan Insentif untuk Mobil Hybrid, Seperti Apa?

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:35 WIB PERMENKOP UKM 8/2023

Begini Aturan Penghimpunan dan Penyaluran Dana Koperasi Simpan Pinjam

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:30 WIB KAMUS KEPABEANAN

Update 2024, Apa Itu Barang Kiriman?

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:25 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Bikin NPWP Belasan Tahun Lalu dan Kini Non-Aktif, Bisa Digunakan Lagi?

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:35 WIB KEBIJAKAN MONETER

Suku Bunga Acuan BI Naik Jadi 6,25%, Dampak ke APBN Diwaspadai

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Adakan Blokir Serentak, DJP Jatim Sasar 1.182 Rekening Wajib Pajak

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Penyediaan Tenaga Kerja Kena PPN, Pakai Nilai Lain atau Penggantian?