PEREKONOMIAN INDONESIA

Tarik Investasi, Berbagai Fasilitas Ditawarkan Pemerintah

Redaksi DDTCNews | Kamis, 27 Juni 2019 | 11:44 WIB
Tarik Investasi, Berbagai Fasilitas Ditawarkan Pemerintah

Menko Perekonomian Darmin Nasution. 

JAKARTA, DDTCNews – Pertumbuhan ekonomi tahun diperkirakan sekitar 5,3% sampai 5,6%. Berbagai fasilitas ditawarkan kepada sektor swasta sebagai lokomotif utama penggerak ekonomi.

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan agar ekonomi bisa tumbuh hingga 5,6% diperlukan investasi yang tumbuh stabil di kisaran 7%. Laju pertumbuhan investasi tersebut memerlukan suntikan dana investasi sebesar Rp5.800 triliun.

Sektor swasta, menurut Darmin, memainkan peran dominan dalam kegiatan investasi di dalam negeri. Dia mengatakan kontribusi swasta diproyeksikan mencapai Rp4.221 – Rp4.206 triliun atau 72% dari total kebutuhan.

Baca Juga:
Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor

“Kebijakan sisi supply juga terus didorong melalui pembangunan infrastruktur, perbaikan iklim usaha melalui sistem online single submission (OSS) dan simplifikasi perizinan lainnya,” katanya dalam acara DBS Asian Insights bertajuk ‘Indonesia: Looking Ahead Post Election’, Rabu (26/6/2019).

Selain itu, fasilitas fiskal juga ikut ditawarkan untuk bisa meningkatkan kapasitas swasta dalam melakukan ekspansi. Kemudahan dalam kegiatan ekspor serta pemberian insentif pajak dan kepabeanan menjadi stimulus tambahan bagi dunia usaha.

Mantan Dirjen Pajak itu menyebutkan fasilitas fiskal yang sudah digulirkan pemerintah antara lain perbaikan insentif tax holiday yang dipermudah dan diperluas penerima manfaatnya. Kemudian, tax allowance dan insentif pajak untuk sektor properti yang baru dirilis baru-baru ini juga menjadi stimulus.

Baca Juga:
Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia, Ini Respons Pemerintah

“Insentif juga akan diberikan untuk pendidikan dan pelatihan vokasi, fasilitas insentif perpajakan, serta industri berbasis ekspor,” ungkapnya.

Darmin menambahkan tantangan dalam menggenjot investasi adalah ketidakpastian global. Naiknya tensi perang dagang berimplikasi pada neraca perdagangan yang defisit. Hingga Mei 2019, neraca perdagangan defisit US$ 2,14 miliar.

“Walaupun neraca perdagangan defisit, optimisme investor masih tinggi. Hal ini tercermin dari peningkatan credit rating oleh lembaga-lembaga pemeringkat rating. Indonesia sudah memasuki Investment Grade,” imbuhnya. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor

Jumat, 19 April 2024 | 13:44 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia, Ini Respons Pemerintah

Sabtu, 13 April 2024 | 15:00 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Tahun Peralihan Pengawasan Kripto, Begini Komitmen Bappebti

BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesinambungan Fiskal 2025, Pemerintah Waspadai Tiga Hal Ini

Sabtu, 20 April 2024 | 09:00 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas

Sabtu, 20 April 2024 | 08:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor

Jumat, 19 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT atas Makanan dan Minuman?

Jumat, 19 April 2024 | 17:45 WIB KEANGGOTAAN FATF

PPATK: Masuknya Indonesia di FATF Perlu Diikuti Perbaikan Kelembagaan

Jumat, 19 April 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Meski Tidak Lebih Bayar, WP Tetap Bisa Diperiksa Jika Status SPT Rugi

Jumat, 19 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jokowi Segera Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online