KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani: Kami Harus Bersiap dengan Berbagai Kemungkinan

Dian Kurniati | Selasa, 19 Januari 2021 | 14:45 WIB
Sri Mulyani: Kami Harus Bersiap dengan Berbagai Kemungkinan

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (foto: hasil tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan tantangan yang harus dihadapi pemerintah dalam mengejar target penerimaan perpajakan tahun ini cukup berat lantaran pandemi Covid-19.

Sri Mulyani mengatakan kinerja penerimaan perpajakan sangat bergantung pada pemulihan aktivitas perekonomian nasional. Namun, ia menilai peluang mengakselerasi pertumbuhan terbuka lebar ketika pandemi sudah tertangani, terutama pada kuartal II hingga IV/2021.

"Artinya, kami masih punya harapan untuk tetap optimistis. Namun sebagai bendahara negara, kami tetap harus bersiap melakukan berbagai kemungkinan," katanya dalam rapat kerja bersama Komite IV DPD, Selasa (19/1/2021).

Baca Juga:
Gaji Anggota Firma atau CV Tak Bisa Dibiayakan, Harus Dikoreksi Fiskal

Sri Mulyani menjelaskan pemerintah merancang APBN 2021 dengan penerimaan perpajakan senilai Rp1.444,5 triliun. Dari angka tersebut, sekitar Rp 1.230 triliun di antaranya akan disumbang dari penerimaan pajak.

Pada 2020, realisasi penerimaan perpajakan hanya mencapai Rp1.282,77 triliun, atau turun 19,71% dibandingkan dengan realisasi 2019. Saat itu, penerimaan pajak dari semua sektor usaha mengalami kontraksi.

Sri Mulyani meyakini para pengusaha akan selalu berikhtiar untuk memperbaiki kinerja usahanya tahun ini untuk pulih dari tekanan pandemi. Jika kinerja dunia usaha membaik, lanjutnya, penerimaan perpajakan juga akan rebound.

Baca Juga:
Kring Pajak Jelaskan Syarat Piutang Tak Tertagih yang Dapat Dibiayakan

"Penerimaan negara tergantung kondisi mereka. Itulah yang menyebabkan kami akan tetap mencoba. Target penerimaan negara 2021 kami upayakan maksimal, sesuai yang ada dalam UU APBN," ujar Sri Mulyani.

Di sisi lain, ia juga berharap harga komoditas kembali membaik, ekspor terus tumbuh, dan tidak ada gejolak ekonomi global. Menurutnya, kondisi ekonomi yang normal akan mendukung pemerintah dalam mengumpulkan penerimaan perpajakan yang lebih baik tahun ini.

Sementara itu, Anggota DPD Casytha Arriwi Kathmandu menanyakan proyeksi soal penerimaan perpajakan 2021 yang masih dibayangi pandemi Covid-19. Dia khawatir kontraksi penerimaan perpajakan kembali terulang, sehingga berefek pada belanja negara. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 17:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Daftar IMEI di Bandara Bisa 24 Jam? Begini Kata Bea Cukai

Sabtu, 20 April 2024 | 16:45 WIB KEPATUHAN PAJAK

Periode SPT Badan Sisa Sepekan, Perusahaan Belum Operasi Tetap Lapor?

Sabtu, 20 April 2024 | 16:30 WIB KEANGGOTAAN FATF

Di FATF, Sri Mulyani Tegaskan Komitmen RI Perangi Kejahatan Keuangan

Sabtu, 20 April 2024 | 16:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Ketidakpastian, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Sekuat Saat Pandemi

Sabtu, 20 April 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN BEA CUKAI

Apa Beda Segel dan Tanda Pengaman Bea Cukai? Simak Penjelasannya

Sabtu, 20 April 2024 | 12:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Minta Perpanjangan Lapor SPT Tahunan? Ingat Ini Agar Tak Kena Sanksi

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN BULUNGAN

Sukseskan Program Sertifikat Tanah, Pemkab Beri Diskon BPHTB 50 Persen

Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya