INDIA

Pelaku Industri Otomotif Minta Penurunan Pajak

Redaksi DDTCNews | Selasa, 03 September 2019 | 10:49 WIB
Pelaku Industri Otomotif Minta Penurunan Pajak

Ilustrasi. (foto: bsic.it)

NEW DELHI, DDTCNews – Penjualan mobil penumpang di India mengalami penurunan selama Agustus 2019. Kondisi tersebut mendorong industri otomotif menyerukan pemotongan goods and services tax (GST) untuk meningkatkan pembelian.

Data penjualan dari enam industri otomotif teratas India, termasuk Suzuki Motor Corp dan Toyota Motor Corp menunjukkan penjualan mobil penumpang pada Agustus 2019 mengalami penurunan sebesar 34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Ini menunjukkan adanya kebutuhan agar pemerintah mempertimbangkan penurunan taruf GST dari 28% menjadi 18%. Penurunan itu akan dapat mengurangi biaya pembelian kendaraan dan dapat meningkatkan permintaan,” jelas Rajan Wadhera, Presiden Society of Indian Automobile Manufacturers (SIAM), Senin (2/9/2019).

Baca Juga:
P3B 2 Negara Ini Belum Jelas, Modal Asing yang Keluar Bakal Melonjak

Dewan eksekutif perusahaan dan pejabat pemerintah diharapkan bertemu untuk membahas tekanan di sektor otomotif. Pertemuan itu diharapkan terselenggara pada konferensi tahunan SIAM yang merupakan salah satu pertemuan industri terbesar di India.

Adapun krisis di sektor otomotif ini merupakan masalah besar bagi Perdana Menteri Narendra Modi. Menanggapi hal tersebut, pekan lalu Modi mengumumkan serangkaian langkah untuk meningkatkan pinjaman bank bagi konsumen dan dealer mobil.

Namun, pemerintah diharapkan memberikan stimulus lebih lanjut, terutama setelah dirilisnya data pada Jumat (30/8/2019) yang menunjukkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di India pada kuartal II/2019 turun ke level terendah dalam 6 tahun terakhir.

Baca Juga:
Jelang Pemilu, Otoritas Pajak India Bekukan Rekening Partai Oposisi

Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman mengatakan Dewan GST akan menerima seruan untuk mengurangi pajak kendaraan bermotor. “Salah satu sarannya adalah pengurangan GST untuk sektor otomotif, yang tentu saja harus pergi ke Dewan [GST],” katanya.

Selain itu, untuk membantu menghidupkan kembali sektor otomotif, pada 23 Agustus lalu Menkeu telah mengumumkan bahwa setiap departemen di pemerintahan akan diizinkan untuk membeli kendaraan baru.

Selanjutnya, seperti dilansir indiatoday.in, untuk mobil yang dibeli hingga 31 Maret 2020 dapat memanfaatkan fasilitas dari depresiasi tambahan sebesar 15%, dengan total penyusutan hingga 30%. Kendaraan BS-IV yang dibeli hingga 31 Maret 2020 akan tetap beroperasi selama seluruh periode pendaftaran mereka. (MG-nor/kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 16:30 WIB KEANGGOTAAN FATF

Di FATF, Sri Mulyani Tegaskan Komitmen RI Perangi Kejahatan Keuangan

Sabtu, 20 April 2024 | 16:00 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Ketidakpastian, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Sekuat Saat Pandemi

Sabtu, 20 April 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN BEA CUKAI

Apa Beda Segel dan Tanda Pengaman Bea Cukai? Simak Penjelasannya

Sabtu, 20 April 2024 | 12:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Minta Perpanjangan Lapor SPT Tahunan? Ingat Ini Agar Tak Kena Sanksi

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN BULUNGAN

Sukseskan Program Sertifikat Tanah, Pemkab Beri Diskon BPHTB 50 Persen

Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya

Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesinambungan Fiskal 2025, Pemerintah Waspadai Tiga Hal Ini

Sabtu, 20 April 2024 | 09:00 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas