KEBIJAKAN INVESTASI

Investasi di Indonesia Masih Dihantui ICOR Tinggi

Muhamad Wildan | Sabtu, 24 Oktober 2020 | 13:01 WIB
Investasi di Indonesia Masih Dihantui ICOR Tinggi

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia. (Foto: Setkab)

JAKARTA, DDTCNews - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat masih terdapat banyak masalah dalam kegiatan investasi di Indonesia.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan realisasi investasi yang terus bertumbuh setiap tahunnya masih tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi secara umum.

"Setelah kami bedah ternyata incremental capital output ratio (ICOR) kita tinggi, 6,8. Artinya biaya ekonomi tinggi, ini yang harus kami perbaiki ke depan agar pertumbuhan investasi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi," ujar Bahlil, Jumat (23/10/2020).

Baca Juga:
Punya Reksadana dan Saham, Gimana Isi Harga Perolehan di SPT Tahunan?

Bila ditilik ke belakang, catatan BKPM menunjukkan realisasi investasi pada 2014 hingga 2019 meningkat hampir 2 kali lipat. Realisasi investasi pada 2019 tercatat mampu mencapai Rp809,6 triliun, sedangkan realisasi investasi pada 2014 masih sebesar Rp463,1 triliun.

Meski tumbuh, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi dalam 5 tahun terakhir pada 2014 hingga 2019 secara rata-rata hanya berada pada 5% setiap tahun.

Pertumbuhan ekonomi yang terganjal pada level 5% ini sudah pernah menjadi sorotan oleh mantan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution ketika dia masih menjabat pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga:
Bertemu S&P, Sri Mulyani Sebut Konsolidasi Fiskal RI Cepat dan Kuat

Kala itu, Darmin mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mampu lebih tinggi dari 5% akibat ICOR yang tinggi. ICOR tinggi disebabkan kualitas SDM Indonesia yang rendah. Meski jumlah angkatan kerja di Indonesia besar, mayoritas belum mempunyai skill yang mumpuni.

Lebih lanjut, perbaikan ICOR juga perlu dilakukan melalui rekonfigurasi investasi. Investasi yang masuk di Indonesia harus didorong kepada sektor yang berorientasi ekspor, mendukung pengembangan SDM, dan mendukung digitalisasi. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Punya Reksadana dan Saham, Gimana Isi Harga Perolehan di SPT Tahunan?

Rabu, 27 Maret 2024 | 15:31 WIB LAPORAN KINERJA ESDM 2023

Realisasi Investasi Sektor Energi Terbarukan Stagnan, Ini Penyebabnya

Rabu, 27 Maret 2024 | 10:37 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Bertemu S&P, Sri Mulyani Sebut Konsolidasi Fiskal RI Cepat dan Kuat

Senin, 25 Maret 2024 | 16:37 WIB KINERJA INVESTASI

JCR Pertahankan Peringkat Investasi RI di Level BBB+, Outlook Stabil

BERITA PILIHAN
Jumat, 29 Maret 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Beli Rumah Sangat Mewah di KEK Pariwisata Bebas PPh, Perlu SKB?

Jumat, 29 Maret 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jumlah Pemudik Melonjak Tahun ini, Jokowi Minta Warga Mudik Lebih Awal

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perubahan Kode KLU Wajib Pajak Bisa Online, Begini Caranya

Jumat, 29 Maret 2024 | 13:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu Pajak Air Tanah dalam UU HKPD?

Jumat, 29 Maret 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perlakuan PPh atas Imbalan Sehubungan Pencapaian Syarat Tertentu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:30 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Disusun, Pedoman Soal Jasa Akuntan Publik dan KAP dalam Audit Koperasi