BELANDA

Gara-gara Skandal Pajak, PM Belanda dan Seluruh Menteri Kabinet Mundur

Redaksi DDTCNews | Senin, 18 Januari 2021 | 08:33 WIB
Gara-gara Skandal Pajak, PM Belanda dan Seluruh Menteri Kabinet Mundur

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte (Foto: Arenda Oomen/government.nl)

AMSTERDAM, DDTCNews - Koalisi pemerintahan yang dibangun oleh Perdana Menteri (PM) Mark Rutte akhirnya memutuskan membubarkan diri akibat skandal yang disebabkan kesalahan otoritas pajak.

PM Mark Rutte dan kabinetnya akan terus menjalankan pemerintahan dalam kapasitas sebagai pengurus, dengan pemilihan umum yang sudah dijadwalkan pada Maret.

"Kami ingin menjaga pemerintah tetap pada tempatnya untuk memberikan stabilitas selama masa pandemi virus Corona," katanya di Amsterdam, seperti dikutip Jumat (15/1/2021).

Baca Juga:
Mengenal Sistem Sewa Pajak oleh Kolonial Belanda di Era 1800-an

Adapun skandal pajak itu bersumber saat pejabat otoritas pajak melakukan kesalahan karena menuding ribuan keluarga melakukan penipuan dalam pembayaran iuran kesejahteraan sosial.

Ribuan keluarga tersebut dipaksa membayar piutang iuran kesejahteraan sosial dalam bentuk tambahan biaya tunjangan anak kepada kas negara. Mark mengakui proses bisnis pengawasan dan penegakan hukum oleh otoritas pajak tersebut terbukti keliru.

Akibatnya, pemimpin Partai Buruh Lodewijk Asscher mengundurkan diri sebagai ketua partai karena skandal tersebut terjadi saat Asscher menjabat sebagai menteri perpajakan di pemerintahan terdahulu.

Baca Juga:
Dorong Penghapusan Aturan Deforestasi Uni Eropa, Jokowi Minta Dukungan

Akibat kesalahan tersebut, pemerintah menawarkan biaya kompensasi sebesar €30.000 untuk setiap keluarga yang terdampak kebijakan pajak yang keliru. Tawaran kompensasi tersebut tidak mengurungkan niat ribuan keluarga yang terdampak untuk mengajukan tuntutan hukum.

Pengacara keluarga menuding anggota kabinet melakukan tindak pidana karena gagal dalam melakukan tata kelola pemerintahan yang baik, berlaku diskriminatif dan melanggar hak anak.

Tuntutan hukum tersebut setidaknya dialamatkan terhadap beberapa menteri yang terlibat dalam skandal tersebut dan masih aktif di kabinet pimpinan PM Rutte.

"Skandal pajak ini memberikan konsekuensi politik yang tidak dapat dihindari," kata salah satu pemimpin Partai Kiri Sigrid Kaag seperti dilansir euroweeklynews.com. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 17 Februari 2024 | 11:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Mengenal Sistem Sewa Pajak oleh Kolonial Belanda di Era 1800-an

Senin, 11 September 2023 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Penghapusan Aturan Deforestasi Uni Eropa, Jokowi Minta Dukungan

Senin, 11 September 2023 | 10:17 WIB KEBIJAKAN LUAR NEGERI

Ingin Jadi Anggota OECD, Jokowi Minta Dukungan Belanda dan Prancis

Senin, 12 Juni 2023 | 11:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Perwakilan Kemenkeu Belanda Kunjungi DJP, Bahas Soal Digitalisasi

BERITA PILIHAN
Selasa, 23 April 2024 | 13:00 WIB INFOGRAFIS BEA CUKAI

Kriteria Penghapusbukuan Piutang di Bidang Kepabeanan dan Cukai

Selasa, 23 April 2024 | 12:30 WIB PROVINSI SULAWESI TENGAH

PKB Progresif Tak Lagi Berlaku, Simak Tarif Pajak Terbaru di Sulteng

Selasa, 23 April 2024 | 12:00 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Penghasilan Kontraktor Migas dari Pengalihan PI Kena PPh Final

Selasa, 23 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN SERANG

Pacu Setoran Pajak MBLB, DPRD Minta Penagihan Dilakukan Sejak Awal

Selasa, 23 April 2024 | 11:20 WIB RENCANA AKSI 2024 DJP

Pemeriksaan Pajak, DJP Lakukan Diseminasi Implementasi CRM WP Grup

Selasa, 23 April 2024 | 11:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

SE Pelaporan Natura Belum Terbit, DJP: Bisa Pakai Dafnom Biaya Promosi

Selasa, 23 April 2024 | 10:41 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Airlangga Pastikan Program Prabowo Masuk di Kerangka Kebijakan 2025

Selasa, 23 April 2024 | 09:45 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BKF Waspadai Dampak Kondisi Geopolitik terhadap Neraca Perdagangan RI