KINERJA PERDAGANGAN

Duh, Kinerja Ekspor Masih Tertekan

Redaksi DDTCNews | Jumat, 15 Maret 2019 | 12:30 WIB
Duh, Kinerja Ekspor Masih Tertekan

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews - Neraca perdagangan pada Februari 2019 tercatat surplus. Namun, surplus ini bukan dikarenakan kinerja ekspor yang membaik, melainkan penurunan tajam dari impor.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan ekspor pada Februari tercatat senilai US$12,5 miliar. Angka ini turun 10,05% dari capaian Januari 2019 yang nilai ekspornya mencapai US$13,9 miliar. Penurunan ini paralel dengan lesunya ekspor dari industri pengolahan.

Penurunan kinerja ini lebih banyak dikarenakan motor utama ekspor yakni industri pengolahan, tengah lesu. Sektor usaha dengan kontribusi sebesar 74% dari ekspor nasional ini tercatat turun 7,71% dari capaian pada Januari 2019.

Baca Juga:
Tak Patuh Ketentuan DHE SDA, Bea Cukai Blokir Layanan 23 Eksportir

“Industri pengolahan turun banyak disumbang penurunan ekspor minyak kelapa sawit/crude palm oil (CPO),” katanya dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jumat (15/3/2019).

Komoditas yang masuk dalam golongan barang lemak dan minyak nabati ini terkontraksi 15% dalam dua bulan pertama 2019 dengan ekspor sebesar US$2,9 miliar. Penurunan kinerja ekspor sektor ini memberikan dampak signifikan karena berkontribusi sebesar 12% dari total ekspor selama 2019.

Penurunan kinerja ekspor ini juga banyak disumbang turunnya ekspor batu bara. Komoditas yang masuk dalam golongan bahan bakar mineral ini terkontraksi 8,77%. Ekspor golongan barang ini turun dari US$1,9 miliar pada Januari 2019 menjadi US$1,6 miliar pada Februari 2019.

Baca Juga:
BI Klaim Eksportir yang Tempatkan DHE SDA di Dalam Negeri Makin Ramai

“Bahan bakar mineral dan lemak minyak nabati turun ekspornya karena penurunan ekspor CPO dan batu bara pada Februari 2019,” tandas Suhariyanto.

Dia menyebut kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah. Di tengah melandainya perdagangan global, diversifikasi komoditas dan pasar harus menjadi arah arah kebijakan utama untuk menggenjot ekspor.

“Kita masih punya pekerjaan rumah untuk melakukan diversifikasi pasar dan produk ekspor,” imbuhnya. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 26 Maret 2024 | 11:30 WIB PENGAWASAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Tak Patuh Ketentuan DHE SDA, Bea Cukai Blokir Layanan 23 Eksportir

Kamis, 21 Maret 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

BI Klaim Eksportir yang Tempatkan DHE SDA di Dalam Negeri Makin Ramai

Senin, 18 Maret 2024 | 18:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu PKBE dalam Konsolidasi Barang Ekspor?

Jumat, 15 Maret 2024 | 10:15 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Surplus Perdagangan Februari 2024 Mengecil, Begini Catatan BPS

BERITA PILIHAN
Jumat, 29 Maret 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Beli Rumah Sangat Mewah di KEK Pariwisata Bebas PPh, Perlu SKB?

Jumat, 29 Maret 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jumlah Pemudik Melonjak Tahun ini, Jokowi Minta Warga Mudik Lebih Awal

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perubahan Kode KLU Wajib Pajak Bisa Online, Begini Caranya

Jumat, 29 Maret 2024 | 13:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu Pajak Air Tanah dalam UU HKPD?

Jumat, 29 Maret 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perlakuan PPh atas Imbalan Sehubungan Pencapaian Syarat Tertentu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:30 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Disusun, Pedoman Soal Jasa Akuntan Publik dan KAP dalam Audit Koperasi