KINERJA FISKAL

Antisipasi Pelebaran Defisit, Silpa Akhir Mei 2020 Sudah Tinggi

Muhamad Wildan | Selasa, 16 Juni 2020 | 15:16 WIB
Antisipasi Pelebaran Defisit, Silpa Akhir Mei 2020 Sudah Tinggi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan respons atas beberapa pertanyaan awak media dalam konferensi pers APBN Kita. (tangkapan layar Youtube Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mengambil langkah cepat dalam pemenuhan pembiayaan utang. Langkah ini dilakukan karena turunnya penerimaan pajak di tengah melambungnya kebutuhan belanja akibat adanya pandemi Covid-19.

Per Mei 2020, Kementerian Keuangan mencatat sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) mencapai Rp176,4 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Simak artikel ‘Duh, Realisasi Penerimaan Pajak Akhir Mei 2020 Turun Makin Dalam’.

Tercatat, defisit anggaran pada akhir Mei 2020 sudah mencapai Rp179,6 triliun, bertumbuh 42,8% (yoy). Di sisi lain, realisasi pembiayaan tercatat sudah mencapai Rp356,1 triliun atau 41,7% dari pembiayaan yang dianggarkan dengan pertumbuhan mencapai 122,6 (yoy).

Baca Juga:
Hingga 25 Maret, DJP Jakarta Khusus Kumpulkan Pajak Rp 53 Triliun

"Pasar surat berharga negara (SBN) sudah mulai bullish seiring dengan tren incoming bid lelang surat utang negara (SUN) yang mulai naik sejak April," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Selasa (16/6/2020).

Sri Mulyani mengatakan incoming bid dari investor asing sudah berada pada kondisi normal seiring dengan terjadinya net buy dari investor asing pada beberapa pekan terakhir. Pada Mei 2020 dan dua pekan pertama Juni 2020, Kementerian Keuangan mencatat net buy asing pada SBN masing-masing senilai RP7,1 triliun dan Rp4,9 triliun.

Secara lebih rinci, pembiayaan SBN neto tercatat sudah mencapai Rp369 triliun atau 67,1% dari target Perpres No. 54/2020 dengan pertumbuhan mencapai 98,3% secara tahunan.

Baca Juga:
Bertemu S&P, Sri Mulyani Sebut Konsolidasi Fiskal RI Cepat dan Kuat

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman mengatakan ke depan pihaknya akan terus memperkuat penggunaan saldo anggaran lebih (SAL) serta memperkuat kerja sama pinjaman program dengan mitra multilateral seperti World Bank, ADB, dan lain-lain.

"Target pinjaman multilateral kita tahun ini meningkat jadi US$7 miliar hingga US$8 miliar," kata Luky.

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 28 Maret 2024 | 10:35 WIB PENERIMAAN PAJAK

Ada Momentum Lapor SPT Tahunan, Realisasi PPh OP Masih Tumbuh Melambat

Rabu, 27 Maret 2024 | 17:30 WIB KANWIL DJP JAKARTA KHUSUS

Hingga 25 Maret, DJP Jakarta Khusus Kumpulkan Pajak Rp 53 Triliun

Rabu, 27 Maret 2024 | 10:37 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Bertemu S&P, Sri Mulyani Sebut Konsolidasi Fiskal RI Cepat dan Kuat

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:30 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Februari 2024, DJP Jakbar Sudah Kumpulkan Pajak Rp 10 Triliun

BERITA PILIHAN
Jumat, 29 Maret 2024 | 13:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu Pajak Air Tanah dalam UU HKPD?

Jumat, 29 Maret 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perlakuan PPh atas Imbalan Sehubungan Pencapaian Syarat Tertentu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:30 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Disusun, Pedoman Soal Jasa Akuntan Publik dan KAP dalam Audit Koperasi

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Koreksi DPP PPN atas Jasa Pengangkutan Pupuk

Jumat, 29 Maret 2024 | 09:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Batas Waktu Mepet, Kenapa Sih Kita Perlu Lapor Pajak via SPT Tahunan?

Jumat, 29 Maret 2024 | 08:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Cetak Kartu NPWP Tak Perlu ke Kantor Pajak, Begini Caranya