EKONOMI MAKRO

Neraca Pembayaran Torehkan Surplus US$2,2 Miliar

Redaksi DDTCNews | Senin, 15 Agustus 2016 | 15:21 WIB
 Neraca Pembayaran Torehkan Surplus US$2,2 Miliar

JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) mencatat neraca pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II/2016 mencatatkan surplus US$2,2 miliar setara dengan Rp28,8 triliun setelah pada triwulan I/2016 sempat defisit US$0,3 miliar atau sekitar Rp3,9 triliun.

Direktur Eksekutif Tirta Segara menyatakan surplus NPI tersebut telah mendongkrak cadangan devisa dari US$107,5 miliar atau Rp1.407 triliun di triwulan I/2016 menjadi US$109,8 miliar atau Rp1.437 triliun pada akhir triwulan II/2016.

“Jumlah cadangan devisa itu cukup untuk membiayai impor dan utang luar negeri pemerintah selama 8 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional,” dalam siaran pers BI, Jumat (12/8).

Baca Juga:
BKF Waspadai Dampak Kondisi Geopolitik terhadap Neraca Perdagangan RI

BI meyakini kinerja NPI akan tetap baik seiring bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang berhati-hati dan pelaksanaan kebijakan tax amnesty yang diprediksi mampu mendorong percepatan reformasi struktural guna meningkatkan iklim investasi dan daya saing ekonomi.

Kendati demikian, BI akan terus mewaspadai risiko eksternal dan domestik yang bisa memengaruhi kinerja NPI secara keseluruhan.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan menurun dari US$4,8 miliar atau Rp62,9 triliun pada triwulan I/2016 menjadi US$4,7 miliar atau Rp61,5 triliun di triwulan II/2016. Perbaikan defisit itu didorong surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat lantaran kenaikan ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor.

Baca Juga:
Surplus Perdagangan Februari 2024 Mengecil, Begini Catatan BPS

Beberapa sektor nonmigas dengan performa ekspor yang baik di antaranya manufaktur, seperti tekstil dan produk tekstil, kendaraan dan bagiannya, serta mesin dan peralatan mekanik.

Di sisi lain defisit neraca perdagangan melebar seiring dengan harga minyak dunia yang melonjak. Selain itu, defisit neraca jasa juga membengkak mengikuti pola musiman surplus neraca jasa perjalanan yang rendah pada triwulan laporan. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 23 April 2024 | 09:45 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BKF Waspadai Dampak Kondisi Geopolitik terhadap Neraca Perdagangan RI

Senin, 22 April 2024 | 12:07 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan RI Surplus US$4,47 Miliar pada Maret 2024

Jumat, 15 Maret 2024 | 10:15 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Surplus Perdagangan Februari 2024 Mengecil, Begini Catatan BPS

Sabtu, 02 Maret 2024 | 10:30 WIB KINERJA PERDAGANGAN

Pemerintah Waspadai Surplus Neraca Perdagangan yang Terus Mengecil

BERITA PILIHAN
Selasa, 23 April 2024 | 17:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat Kode Billing atas Pemotongan PPh Final UMKM

Selasa, 23 April 2024 | 17:15 WIB REFORMASI PAJAK

Jelang Implementasi Coretax, DJP Bakal Uji Coba dengan Beberapa WP

Selasa, 23 April 2024 | 17:00 WIB PROVINSI JAWA TENGAH

Tak Ada Lagi Pemutihan Denda, WP Diminta Patuh Bayar Pajak Kendaraan

Selasa, 23 April 2024 | 16:55 WIB PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Penyelesaian BKC yang Dirampas, Dikuasai, dan Jadi Milik Negara

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB HARI BUKU SEDUNIA

World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Selasa, 23 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Apresiasi 57 WP Prominen, Kanwil Jakarta Khusus Gelar Tax Gathering

Selasa, 23 April 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Barang Bawaan dari Luar Negeri yang Perlu Diperiksa via Jalur Merah

Selasa, 23 April 2024 | 14:49 WIB PAJAK PENGHASILAN

Ingat, PTKP Disesuaikan Keadaan Sebenarnya Tiap Awal Tahun Pajak