NERACA TRANSAKSI BERJALAN

Soal Performa Neraca Transaksi Berjalan, Ini Respons Menko Airlangga

Redaksi DDTCNews | Jumat, 08 November 2019 | 17:52 WIB
Soal Performa Neraca Transaksi Berjalan, Ini Respons Menko Airlangga

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. 

JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) merilis data defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia pada kuartal III/2019 yang membaik dari realisasi pada kuartal II/2019. Pemerintah menilai ada beberapa faktor yang menjadi penyebab perbaikan kinerja tersebut.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sejumlah perbaikan dalam beberapa indikator makroekonomi berpengaruh pada turunnya defisit transaksi berjalan pada kuartal III/2019. Salah satu indikator yang membaik adalah neraca perdagangan dan tingkat pengangguran yang berkurang.

“CAD ini kan ada perbaikan misal dari sisi unemployment rate yang menunjukan ekonomi kita bergerak jadi lapangan pekerjaan terserap. Kemudian, neraca perdagangan juga ada perbaikan," katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (8/11/2019).

Baca Juga:
Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia, Ini Respons Pemerintah

Mantan Menteri Perindustrian itu mengungkapkan perbaikan neraca perdagangan menjadi kunci defisit bisa dikurangi pada kuartal III/2019. Perbaikan tersebut, menurutnya, berasal dari kinerja perdagangan nonmigas dan berhasil ditekannya impor migas oleh pemerintah.

Hal tersebut kemudian membuat kinerja perdagangan nasional bergerak menuju arah surplus. Kebijakan biodiesel 30%, lanjut Airlangga, berhasil dalam jangka pendek memangkas impor migas. Selanjutnya, program tersebut akan ditingkatkan dalam rangka mengurangi impor migas untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

“Defisit migas turun sedikit yang berarti mencerminkan program B20 berjalan. Ini merupakan prioritas kita untuk B30 sedang dibuat roadmap menjadi B40, B70, sampai B100. Ini menjadi langkah quick win kita,” paparnya.

Baca Juga:
Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Timur Tengah Terhadap Industri

Selain itu, mendorong investasi dan menggairahkan kembali kegiatan ekspor menjadi bagian dari langkah Kemenko Perekonomian untuk secara bertahap memperkecil defisit transaksi berjalan. Hal tersebut, menurutnya, tidak akan berjalan mudah di tengah tren pelemahan ekonomi dunia saat ini.

“Saat ini, global trade lagi rendah dan itu buat harga komoditas turun. Jadi kita perlu tingkatkan nilai tambah untuk produk ekspor kita dan juga perlu meningkatkan dari sisi investasi," paparnya.

BI pada hari ini merilis data CAD Indonesia pada kuartal III/2019 tercatat senilai US$7,7 miliar (2,7% PDB). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi pada kuartal sebelumnya senilai US$8,2 miliar (2,9% PDB).

Baca Juga:
Lapor SPT Tahunan, Biden Bayar Pajak Rp 2,37 Miliar pada 2023

Otoritas moneter mengatakan perbaikan CAD didukung oleh menurunnya defisit neraca perdagangan migas di tengah surplus neraca perdagangan nonmigas yang stabil. Perbaikan defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi menurunnya impor migas yang diklaim sejalan dengan kebijakan pengendalian impor, seperti program B20.

Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat stabil di tengah perekonomian dunia yang melambat dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun. Defisit neraca transaksi berjalan yang membaik juga didukung oleh penurunan defisit neraca pendapatan primer akibat lebih rendahnya repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesinambungan Fiskal 2025, Pemerintah Waspadai Tiga Hal Ini

Jumat, 19 April 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Meski Tidak Lebih Bayar, WP Tetap Bisa Diperiksa Jika Status SPT Rugi

Jumat, 19 April 2024 | 13:44 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Moody’s Pertahankan Rating Kredit Indonesia, Ini Respons Pemerintah

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB RENCANA KERJA PEMERINTAH 2025

Longgarkan Ruang Fiskal, Defisit APBN 2025 Dirancang 2,45-2,8 Persen

BERITA PILIHAN
Sabtu, 20 April 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN BEA CUKAI

Apa Beda Segel dan Tanda Pengaman Bea Cukai? Simak Penjelasannya

Sabtu, 20 April 2024 | 12:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Minta Perpanjangan Lapor SPT Tahunan? Ingat Ini Agar Tak Kena Sanksi

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB KABUPATEN BULUNGAN

Sukseskan Program Sertifikat Tanah, Pemkab Beri Diskon BPHTB 50 Persen

Sabtu, 20 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Faktor-Faktor yang Menentukan Postur APBN Indonesia

Sabtu, 20 April 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jasa Konstruksi Bangunan bagi Korban Bencana Bebas PPN, Ini Aturannya

Sabtu, 20 April 2024 | 09:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesinambungan Fiskal 2025, Pemerintah Waspadai Tiga Hal Ini

Sabtu, 20 April 2024 | 09:00 WIB KABUPATEN SUKABUMI

Ada Hadiah Umrah untuk WP Patuh, Jenis Pajaknya akan Diperluas

Sabtu, 20 April 2024 | 08:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

SPT yang Berstatus Rugi Bisa Berujung Pemeriksaan oleh Kantor Pajak

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2025, Insentif Ini Disiapkan untuk Investor